FORT STEVENS PARK (PART 2)

Hari kedua di Fort Stevens Park dimulai dengan pengalaman baru yang menarik. RV kami memiliki satu shower room tapi rasanya kok lebih ‘sreg’ kalau mandi dikamar mandi betulan. Ada empat fasilitas kamar mandi yang tersebar secara merata untuk memenuhi kebutuhan para tamu. Satu gedung memiliki dua bagian terpisah untuk pria dan wanita. Bagian untuk wanita memiliki empat shower cubicles,  dua toilet dan dua wastafel dengan cermin kaca cukup besar dan colokan listrik yang tentunya bermanfaat sekali untuk para wanita yang perlu mengeringkan rambut dengan hair-dryer.  Public bathroom untuk pria memiliki fasilitas serupa. Walaupun ini fasilitas umum, kondisi kebersihannya terjaga dengan baik. Tidak ada aroma yang kurang sedap atau kotoran tissue yang tercecer dimana-mana. Kami terkesan dengan komitmen dari petugas dan para tamu untuk menjaga tempat ini tetap bersih dan nyaman untuk dipakai bersama.

Mesh Shower Caddy Totte (sumber: amazon.com)

Mesh Shower Caddy Totte (sumber: amazon.com)

Kami bertiga adalah early riser. Jam 6 pagi sudah bangun dan duduk mendengarkan kicauan burung disekeliling kami sambil minum kopi. RV lainnya terlihat masih sepi dan belum ada tanda-tanda ‘kehidupan’ semua masih tidur terlelap. Sambil membawa peralatan mandi didalam mesh shower caddy totte Ibu dan saya langsung menjadi peserta pertama yang menggunakan public bathroom ini. Tas jaring-jaring ini sangat praktis dan multi-guna, sering digunakan oleh orang-orang yang gemar berkemah. Suhu udara pagi diluar sekitar 10C jadi mandi di shower dengan air hangat rasanya nikmat sekali, apalagi tidak ada batasan pemakaian air panas. What a good thing to do before we start the day. 

Tiang tanda informasi

Tiang tanda informasi

Setelah selesai makan pagi, kami memutuskan untuk meng-explore tempat ini lebih jauh. Fort Stevens Park menawarkan beragam fasilitas yang unik. Layout yang rapih dilengkapi dengan tiang tanda yang informatif menolong para tamu dan pengunjung untuk menjelajahi daerah ini dengan mudah dan menyenangkan. Informasi tentang hotline juga tersedia sehingga pengunjung memiliki ‘tempat untuk bertanya’ apabila memerlukan sesuatu.

Ada banyak yang bisa dilakukan ditempat ini. Jalan setapak atau walking trails dan jalur sepeda sepanjang 15 km tertata disekiling taman, sangat mudah untuk ditelusuri sambil mengagumi keindahan alam atau melakukan kegiatan rekreasi lainnya. Selain itu ada juga area perkemahan atau camping ground dan Coffenbury Lake yang bisa menjadi area untuk melakukan kegiatan air seperti naik perahu, kayak atau berenang.

Selama kami berjalan kaki, ibu sesekali ingin difoto untuk memiliki kenangan jalan-jalan di Fort Stevens. Foto dibawah ini diambil untuk menggambarkan perbandingan ketinggian pohon dan ibu. Pohon ini pasti sudah sangat banyak umurnya, tapi lihat betapa kokoh dan gagah dia berdiri mengayomi tanaman-tanaman kecil lainnya. Enak sekali memandang warna hijau daunnya.

IMG_5943.jpeg
IMG_5950.jpeg

Kegiatan menarik lainnya adalah menelusuri jalur pendakian sepanjang 10 km dimana kita bisa melihat satwa liar dan benteng militer bersejarah atau berjalan menyisir pantai melihat sisa peninggalan kapal karam. Bersama ibu yang berumur 80 tahun, kami berjalan dijalan setapak secara perlahan sejauh 3 km selama 1 jam. Olah raga pagi sederhana yang menyehatkan tubuh dan jiwa.

Jalan setapak terbuat dari aspal mengitari kawasan Fort Steven Park

Jalan setapak terbuat dari aspal mengitari kawasan Fort Steven Park

IMG_5985.jpeg
Para tamu yang ingin berkemah memiliki tempat tersendiri disebut sebagai dry camping area.

Para tamu yang ingin berkemah memiliki tempat tersendiri disebut sebagai dry camping area.

IMG_5960.jpeg

Setelah selesai makan siang Ibu memutuskan untuk istirahat sambil mengisi teka teki silang kesukaannya. Saya, Richard dan Cisco melanjutkan adventure kami menjelajahi tempat yang kaya dengan rekreasi alam ini. Tujuannya adalah melihat peninggalan kapal karam yang letaknya tidak terlampau jauh dari spot kami.

IMG_6011.jpeg

Terus terang, kapal karam-nya sendiri sih menurut saya biasa-biasa saja. Waktu sampai dipantai, agak kecewa juga, yaelah…hanya seperti tumpukan kayu-kayu lapuk. Tapi rasa kecewa terobati dengan indahnya pantai pasir hitam yang halus dan air yang sangat bening, ditambah dengan warna langit biru cerah bercampur dengan awan putih. Lukisan alam yang spectacular! Sementara Cisco bermain dengan dilaut dengan Richard, saya duduk dipasir memandangi langit dan awan sambil mendengarkan deburan ombak laut yang pecah dipinggir pantai, rasanya tenang sekali hati ini. Kami mengakhiri adventure sore itu dengan berjalan bertiga menyisiri pantai.

IMG_6001.jpeg
IMG_6047.jpeg
IMG_6031.jpeg

Pada waktu kami berjalan pulang ketempat RV, ada hal yang menarik perhatian saya. State Park memiliki karyawan yang disebut rangers atau penjaga. Selain itu ada juga yang bernama Camp Host, sukarelawan yang biasanya adalah suami istri yang sudah pensiun berperan sebagai contact person untuk para tamu dan membantu ranger untuk menjaga kelestarian taman ini. Seperti contohnya foto ibu dibawah ini yang sedang membersihkan area api unggun. Kelihatan dia bekerja dengan giat dan tidak asal-asalan. Mungkin orang lain berpikir yang dia kerjakan adalah pekerjaan kecil dan sepele, tapi saya lihat ibu ini, walaupun tidak digaji melakukan tanggung jawabnya dengan serius. Buat saya ini adalah display dari commitment yang sejati.

Camp Host sedang membersihkan area api unggun

Camp Host sedang membersihkan area api unggun

Inilah cerita kami berlibur di Fort Stevens Park. Tips yang perlu dicatat untuk perjalanan selanjutnya ditempat ini adalah :

  1. Membuat booking jauh-jauh hari sebelumnya sehingga bisa mendapatkan spot Full Hook-up and Pull through di lokasi yang mendapat banyak sorotan sinar matahari.

  2. Menyediakan baskom untuk cuci kaki dan handuk. Karena lahan parkir tidak beraspal, ada banyak debu dan tanah kering. Sebelum masuk kedalam RV harus cuci kaki dulu sehingga tidak banyak tanah masuk kedalam.

  3. Signal Wi-Fi tidak baik. Sebetulnya bisa dilihat sebagai keuntungan karena jadinya saya tidak tergantung pada gadget dan bisa memakai waktu yang ada untuk reconnect dengan alam dan menikmati quality time dengan keluarga.

  4. Membawa buku bacaan atau game board untuk bermain bersama keluarga.