CISCO - THE GOLDENPUP

Sejak muda, suami saya selalu memelihara anjing. Saya punya pengalaman satu kali saja, itupun hanya kurang dari satu tahun. Suami saya totally a dog lover. Setiap kali melihat anjing langsung saja dia bisa membuat connection dan si anjing juga kayaknya tahu dan langsung nempel dan manja-manja dengan Richard. Kalau saya, perasaannya datar-datar saja. Kalau ada anjing yang lucu, ya enak untuk dilihat tanpa ada rasa attachment dengan si anjing.

Setelah 15 tahun menikah, Richard menyampaikan keinginannya untuk memelihara anjing. Saya setuju. Bukan karena saya kepingin punya anjing, tapi lebih ke-alasan untuk bertoleransi kepada suami yang sudan memiiki ‘keinginan terpendam’ cukup lama. Kebahagiaan dia adalah kebahagiaan saya juga. Jadi saya jawab “Yes, let’s do it” tapi dibuntuti dengan banyak persyaratan seperti misalnya anjing itu harus bersih, tidak bau dan tidak ada kutu, harus dilatih sehingga well-behaved dan well-trained seperti Kimo, tidak boleh masuk ke kamar tidur apalagi naik ketempat tidur dan lain lain. Richard sepakat dengan kondisi yang saya paparkan dan berjanji akan melakukannya. “Your wish is my command my dear” itu jawabannya.

Suami saya tahu jenis anjing apa yang dia inginkan termasuk warna dan jenis kelaminnya apa. Dia mau golden retriever laki laki yang berwarna coklat tua. Pada awalnya, kami sepakat untuk mengambil rescue dog dan bekerja sama dengan asosiasi bernama Golden Bond Rescue di Oregon. Mereka sudah datang ke rumah untuk melakukan interview terhadap kami berdua dan pada saat yang sama memeriksa apakah rumah kami layak untuk memelihara anjing. Syarat utama rumah harus ada pagar. Setelah kami lulus dari seleksi, mereka memberikan pilihan rescue dog jenis golden retriever. Namun sayangnya, anjing tersebut banyak memiliki masalah kesehatan yang nantinya bisa menciptakan unexpected frustration untuk saya. Richard tidak mau saya memiliki pengalaman yang stressful dengan anjing pertama. 

Bulan Mei 2016, secara tidak sengaja, kami berdua berkenalan dengan sebuah breeder handalkhusus untuk golden retriever di kota Goldendale (kira-kira 5 jam dari rumah kami) bernama CMP Kennel. Kennel yang mempunyai reputasi baik ini adalah anggota dari American Kennel Club dan OFA – The Canine Health Information Center. Kami hubungi pemilik CMP Kennel dan mereka mulai memberikan jadwal untuk memilih puppies. 

Awal bulan Juli kami melakukan perjalanan ke Goldendale untuk memilih puppy yang paling tepat. Semua puppies ini berumur masih berumur 2 bulan, belum bisa kami bawa pulang karena mereka masih harus menyusui ibunya. Setiap puppy sudah diberikan microchip sehingga kami tidak akan salah ambil nantinya. Richard sudah siap dengan cheat sheet tentang beberapa test yang akan dia lakukan untuk mendapatkan puppy/dog yang nantinya suka main diair, tidak submissiveenergetic dan pandai. 

Beberapa test yang dilakukan tujuannya adalah untuk melihat reaksi si puppy:

1.  Botol kaleng diisi dengan kacang kering, dikocok sehingga memberikan suara nyaring. Apakah reaksinya? Apakah puppy ini lari ketakutan, atau memberikan reaksi ‘curious’ ?

2.  Bertepuk tangan didepan mukanya. Apakah puppy akan menangis dan lari atau membuka mata dan ingin tahu bunyi apa?  

3.  Membuka payung warna hitam. Apakah reaksi puppy melihat obyek yang bergerak dan menjadi besar? Apakah matanya terbuka lebar karena ingin tahu atau malah tertutup karena takut?

Ada 9 puppies yang tersedia untuk kami lihat, 5 adalah laki-laki dan 4 adalah perempuan. Richard hanya mengambil 2 puppies untuk di test, yaitu yang terlihat berani dan tidak takut pada waktu dia mendekati mereka satu persatu. Proses seleksi terakhir dari 2 puppies yang terpilih adalah pada waktu kami menggendong mereka seperti bayi dan mendekatkan mereka pada muka untuk melihat eye-to-eye. Apakah reaksi mereka? Satu puppy menggigit (seperti gigitan bayi) hidung Richard dan yang satu lagi memberikan lots of kisses. Well, it’s no brainer – kita ambil puppy the kisser yang kita beri nama Cisco.

Cisco - the kisser

Cisco - the kisser

Bulan Agustus, kami sekali lagi melakukan perjalanan ke Goldendale. Kali ini adalah untuk terakhir karena Cisco sudah berusia 2.5 bulan dan sudah bisa pulang ke rumah kami. Kenapa baru bisa diambil setelah 2.5 bulan? Karena setelah 2.5 bulan, Cisco secara fisik sudah kuat dan tidak bergantung pada ASI induknya lagi. Dan juga ikatan batin terhadap induknya masih dalam tahap mudah untuk “diputus” dan dikompensasikan dengan human love, sehingga separation anxiety bisa diminimalisasi. 

Blog selanjutnya adalah cerita hidup kami dengan anak ber-kaki empat baru, Cisco.

Oh btw, nama Cisco diambil dari salah satu karakter scientist di film TV seri berjudul The Flash. Dengan harapan, Cisco akan menjadi anjing yang pintar 

Selama perjalanan 5 jam, Cisco terlihat santai dan tidak menunjukkan rasa seperation anxiety terhadap induknya.

Selama perjalanan 5 jam, Cisco terlihat santai dan tidak menunjukkan rasa seperation anxiety terhadap induknya.

Sejak puppy Cisco sudah suka sekali main di air.

Sejak puppy Cisco sudah suka sekali main di air.

DSC_0003.JPG
Memperkenalkan Cisco pada seluruh keluarga lewat Facetime

Memperkenalkan Cisco pada seluruh keluarga lewat Facetime

Cisco dengan teman baru bernama Bruno

Cisco dengan teman baru bernama Bruno