KENALAN DENGAN KIMO

Waktu kelas 5 SD, teman dari orang tua saya pernah memberikan anjing kecil spaniel bernama Brownie. Saya tidak terlalu ingat pada moment itu karena Brownie hanya tinggal dengan kita kurang dari 1 tahun. Ironisnya yang hanya saya ingat tentang Brownie adalah anjing ini punya kutu. Saya bertugas untuk mencabut kutu-kutunya dengan tweezers (pencabut alis) untuk langsung dimasukkan ke botol berisi bensin supaya langsung mati si kutu tersebut. Jadi ya….hanya itu yang saya ingat tentang hidup dengan anjing, tidak banyak kesan yang berarti. Setiap melihat gambar anjing dan cerita-ceritanya, memang mereka kelihatan lucu dan kayaknya mudah untuk dicintai, tapi karena punya rasa takut digigit saya tidak mau terlalu dekat-dekat dengan anjing. Terus terang selama di Indonesia kalau saya memasuki rumah orang yang memelihara anjing, aroma di rumah tersebut tercium kurang sedap, kadang-kadang ada yang begitu kuat baunya sehingga memberikan rasa kurang nyaman. Banyak anjing di Indonesia dirantai di halaman luar atau dikurung didalam kandang anjing sehingga tidak bisa terlihat 'true personality’-nya. Beberapa orang memilih punya anjing hanya untuk menjaga rumah.

Pindah ke Amerika tahun 2002, saya dikenalkan oleh sepasang suami istri yang sudah menjadi sahabat suami saya selama 20 tahun lebih, namanya Jack dan Cathy. Mereka tidak memiliki anak, tetapi memiliki seekor anjing german shepherd bernama Kimo. Saya melihat satu fenomena baru dalam cara memelihara dan memiliki anjing. Saya agak kaget-kaget. Kenapa? Karena tidak pernah sebelumnya saya melihat anjing diperlakukan seperti anak dan menjadi bagian dari keluarga. Jack dan Cathy berkomunikasi dengan Kimo layaknya seperti bicara pada anak dan Kimo mengerti dan mengikuti perintah dan perkataan mereka. Mereka membahasakan diri mereka sebagai mom and dad kepada Kimo. Aneh rasanya terdengar ditelinga.

Sebelumnya Jack dan Cathy tinggal di Itali selama 3 tahun, pada masa transisi dalam mencari rumah permanen yang tepat, mereka tinggal bersama dengan kami kurang lebih 3 bulan. Jadi selama periode waktu itu saya banyak melakukan observasi dan mempelajari gaya hidup orang amerika memiliki, memelihara dan hidup dengan anjing.

Kimo adalah anjing cerdas yang kelihatan sekali sangat well-trained. Anjing ini bersih, tidak ada bau yang kurang sedap dan kelihatan sangat sehat. Tidak kelebihan berat badan dan memiliki otot-otot yang kuat. Kalau berdiri atau berjalan kelihatan sangat gagah. Hubungan antara Kimo dan ‘orang tuanya’ memberikan pengetahuan baru pada saya bahwa anjing dan manusia bisa memiliki ikatan batin dan rasa saling mencintai. Kimo mengikuti perintah-perintah yang diberikan oleh Jack dan Cathy. Perintah dasar seperti Sit, Down, Come dan Stay adalah paling umum dan diikuti oleh Kimo tanpa ada perlawanan.

Itulah cerita awal bagaimana saya mulai mengerti bahwa anjing adalah mahluk Tuhan yang diciptakan bukan untuk disia-siakan, atau hanya dijadikan mainan atau penjaga rumah. Mereka mahluk yang juga punya perasaan, punya hati, punya banyak cinta dan yang paling penting punya kesetiaan yang sejati.

Kimo.jpg